e premte, 15 qershor 2007

KISAH PERKEMBANGAN EKONOMI SURABAYA



Surabaya adalah kota yang masih muda yang masih dibangun juga sebuah pasar dan sebuah pabrik. Pada awal abad20 Surabaya sebagai pusat pelabuhan tersibuk dan terbesar di seluruh wilayah Hindia Belanda. Surabaya menjadi bagian dari kota pelabuhan dagang terpenting di asia setingkat Singapura, Hongkong, dll. Pada sensus yang dilakukan tahun 1905 tercatat penduduk keturunan asing berjumlah 20% dari jumlah penduduk di kota Surabaya. Surabaya memiliki potensi dan aktifitas ekonomi yang tinggi, sehingga membuat pendatang2 asing tertarik untuk membuka usaha dan menetap di Surabaya.
Kota dagang berskala internasional ini berkembang bersamaan tumbuhnya karakter modern dan kosmopolitan ( dinamis, multicultural, egaliter dan terbuka bagi berbagai pengaruh asing)

Menurut Dick, seorang ahli sejarah ekonomi asean. Ia membagi sejarah pertumbuhan struktur kota Surabaya menjadi 4 tahapan:
1.Kota pra-modern, yang masih dikelilingi oleh benteng kota sebelum 1830-an
2.Terbentuknya struktur kota modern dan munculnya fenomena suburbanisasi ...tahun1830-1942
3.Kemunduran pusat kolonial dan menyebarnya pemukiman penduduk th 1942-1970
4.Ukuran skala kota semakin membesar akibat didominasi pembangunan infrastruktur dan pemukiman skala besar( kota baru )di pinggiran kota tahun 1970-sekarang


1871 akibat peningkatan aktifitas ekonomi yang egitu besar dan ekspansi ruang kota ke arah bagian selatan yang merupakan jalur transportasi terpenting di sepanjang kali mas menandai dimulainya pembentukan struktur kota modern sehingga kesehatan lingkungan dan ruang kota yang lebih luas sangat dibutuhkan maka tembok kota diruntuhkan.
Awal abad20 surabaya berubah drastis menjadi kota modern yang makmur, penuh perkantoran kelas menengah, hotel2 mewah, mobil, pusat perbelanjaan yang prestisius, dikelilingi perumahan2 mewah dengan konsep kota taman ( garden suburbs)
Bahkan kota surabaya disebut2 sebagai “ the most modern city in the indies “

1930 depresi ekonomi yang melanda dunia membawa pengaruh negatif bagi Surabaya. Seluruh sendi kehidupan kota menjadi terpuruk. Dampaknya mempengaruhi penghasilan dan konsumsi masyarakat dan angka pengangguran meningkat tajam.

3 Februari 1942 bom pertama Jepang menghantam Surabaya dan tanggal 6 Maret Jepang mendarat di wonokromo. Kedatangan mereka mempengaruhi perekonomian Surabaya.
Jenis produksi yang dulunya gula lebih diarahkan untuk mendukung kepentingan Jepang, seperti industri tekstil, baja, galangan kapal.

1949 pembangunan pabrik2 baru di daerah penyangga (hiterland) seputar Surabaya memicu pertumbuhan ekonomi Surabaya.Arus migrasi terus berlanjut mereka menempati insfrastruktur publik, seperti bantalan rel keretya api hanya untuk dapat bertahan hidup. Wajah kota kembali menjadi kumuh.

1975 pembangunan kawasan industri Rungkut menjadikan posisi Surabaya sebagai kota industri yang berorientasi pada produk substitusi impor dan pasar domestic. 1986 perkembangan ekonomi di Surabaya dipicu oleh investasi domestic.

Pada masa orde baru pemerintshmengutamakan 2 hal yaitu menangani pemekaran kota dan menangani perkampungan yang masih terdapat sisa pengaruh komunisme. Konsep koridor-koridor pengembangan diubah menjadi konsep jalan lingkar (ring road) awal 1990-an. Revisi master plan dilaksanakan untuk mengontrol ledakan proyek-proyek real estate berskala besar. Di tahun yang sama kawasan Jembatan Merah dan Tunjungan disulap menjadi kawasan pertokoan modern nan mewah.

Kini Surabaya menjadi kota modern penuh kesibukan perekonomia.


Emërtimet:

0 komente:

Posto një koment

Abonohu në Posto komente [Atom]

<< Faqja e parë